Maluku, lingkarmedia.com – Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Provinsi Maluku melakukan kerja sama dengan WSM Asia Pasifik dan Serikat Buruh Belgia. Kegiatan ini, digelar dalam acara Dialog Tripartite tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Hotel Manise Jalan WR Supratman kota ambon, Maluku pada Selasa, (2/9/2025)
Korwil KSBSI Provinsi Maluku Kelson Haurissa dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan dialog tripartit tentang K3 hari ini, atas kerja sama dengan DEN KSBSI Jakarta, WSM Asia Pasifik dan serikat buruh Belgia.
“Peserta yg hadir dalam kegiatan ini adalah dari unsur federasi di beberapa kota kabupaten, pengurus komisariat nelayan, federasi FPE dari tembagapura dan Ternate,” ungkap Haurisa.
Lebih lanjut, Haurisa mengatakan,”biarlah lewat kegiatan ini ada sinergi antara pemerintah, pengusaha dan Konfederasi serikat buruh seluruh Indonesia di provinsi Maluku”.
Di tempat yang sama Sekretaris Korwil KSBSI Provinsi Maluku, Louis souissa, menyampaikan,” bahwa biarlah lewat kegiatan dialog tripartit K3 ini, pemerintah dalam hal ini dinas Nakertrans Provinsi Maluku, dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengawasi penerapan K3 di perusahan. Karena K3 ini adalah hak wajib yang harus dilakukan oleh pengusaha”.
Souissa menegaskan, utk pembentukan komite K3 oleh dinas Nakertrans penting untuk memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal senada disampaikan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa melalui Plt Staf Ahli Bidang Administrasi Umum, Sartono Pingit saat membuka Dialog Tripartit yang digelar Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Provinsi Maluku,
Dalam sambutan tertulisnya, Lewerissa menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan dialog bertema Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, saya menyampaikan selamat dan apresiasi atas pelaksanaan seminar kesehatan dan keselamatan kerja hari ini,” pesan tertulis Lewerissa yang dibacakan Sartono.
Menurutnya, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan upaya menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
“Hal ini pada akhirnya berkontribusi terhadap produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja
menambahkan. Penerapan K3 juga membawa manfaat ekonomi dan sosial, baik bagi pekerja, pengusaha, maupun negara, karena dapat menekan kerugian finansial akibat kecelakaan kerja serta meningkatkan citra perusahaan”, imbuhnya.
Di akhir kegiatan dialog tripartit sekertaris KSBSI provinsi maluku menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak berakhir sampai disini, tetapi ada kunjungan bersama ke tempat tempat nelayan tradisional di Desa Amahusu, Laha dan Hatve besar.
Hasil dari pertemuan tersebut, KSBSi Provinsi Maluku menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI dan Pemerintah :
1. Untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah terkait di pusat berkaitan dan bantuan K3 bagi nelayan tangkap.
2. Melakukan kerja sama dengan pemerintah kota Ambon dan pemerintah dalam melihat jaminan sosial bagi pekerja nelayan.
(Luis)